Senin, 18 Mei 2015

Ketika Malaikat Wahyu berdiri tegak di ufuk Timur



Ketika Malaikat Wahyu berdiri tegak di ufuk Timur
Al – Qur’an yang berwarna keemasan, Menabur jebat wangi kesturi
Merombak struktur hidup
Merampas angkara murka
Menyentuh relung hatu insani

Masa muda adalah masa yang penuh dengan harapan, penuh dengan cita – cita, penuh dengan romantika kehidupan yang sangat indah. Keindahan yang dihiasi dengan bentuk fisik yang kuat, berjalan masih cepat, pendengaran masih akurat, pikiran masih cermat, kulit wajah indah mengkilat. Oleh karena itu pantas bila pemuda menjadi salah satu penentu maju dan mundurnya suatu bangsa dan negara, sebab terbukti sejak dahulu kala hingga saat ini sampai masa yang akan datang, sesuai dengan fitrahnya pemuda menjadi tulang punggung sebuah negara, penerus estafet pembangunan masa depan bangsa.
Seorang pujangga Mesir berkata :

Artinya : “ Sesungguhnya pada tangan -  tangan permudahlah urusan umat dan pada kaki – kaki merekalah kehidupan umat“
Oleh karena begitu pada kesempatan yang baik ini, kami akan membawakan sebuah syarahan yang berjudul “Pemuda Dan Pembangunan Masa Depan Bangsa“

Hadirin dan hadirat yang berbahagia
Allah SWT berfirman di dalam Al – Qur’an surah An – Nisa ayat 9 yang berbunyi:


Artinya : “ Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Ayat tadi diawali dengan kalimat                            kalau kita kaji lebih mendalam, secara sematik :

Maksudnya :                            adalah sighat amar, kaedah mengatakan :


Artinya : Pada dasarnya setiap perintah adalah kewajiban.
Oleh karena itu wajib bagi kita untuk takut meninggalkan anak – anak generasi muda yang lemah. Prof. Dr. BJ Habibi mengatakan lima kelemahan yang harus kita hindari yakni lemah harta, lemah fisik, lemah ilmu, lemah semangat hidup dan yang sangat ditakutkan adalah lemah akhlaq. Jika lima kelemahan ini melekat pada pemuda, kita yakin mereka bukan pelopor pembangunan, melainkan virus pembangunan, penghambat pembangunan, bahkan penghancur pembangunan masa depan bangsa.

Sejarah mengajarkan kepada kita selaku pemuda agar memiliki semangat juang yang tinggi bagi pembangunan masa depan bangsa. Pemuda hari ini adalah pemimpin di hari esok.

Dengan demikian hadirin, Negara tidak mengenal istilah pemuda pengangguran, pemuda mejeng, pemuda nangkring, tapi yang diinginkan bangsa ini adalah pemuda – pemuda yang agresif, inovatif, dan produktif.

Dewan juri yang mulia para hadirin yang berbahagia
Sebagai contoh bagin kita pemuda, Mari kita renungkan firman Allah SWT dalam Al- Qur’an surah Al – Kahfi ayat 13 yang berbunyi :

Artinya : “Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. “  
Dalam ayat tadi dikisahkan tentang para pemuda aashabul kahfi, simbol pemuda beriman yang teguh pendirian.
“ Dewan juri yang mulia para hadirin yang berbahagia”
Wahai para pemuda mari kita membangun masa depan bangsa dengan potensi dan kekuatan yang ada sebagaimana yang dilakukan oleh pemuda ashabul kahfi.
Sebelum menutup syarahan pada hari ini, marilah kita dengarkan syair berikut :

Tatkala kejayaan datang
Semua orang pasti senang
Begitupun sebaliknya
Bangkitlah negara yang ku cinta
Dimana aku dilahirkan dan didik serta dibesarkan
Wahai pemuda bangsa bangkitkah..........bangkitklah
Ayo kita bangun kembali negeri kita
Indonesia yang telah porak poranda
Sebab akhlaq yang tercela
Yang merajalela dimana-mana

Selamat berjuang para pemuda Indonesia dimanapun berada..........


Bang manap cantik anaknya.
Indah rambutnya diikat pita
Mohon maaf atas segalanya
Baik sikap maupun kata

Wassalammu’alikum Wr.Wb

Puisi Sajak Matahari



Sajak Matahari
(Akramunnisa)
Ingatkah kau tentang cerita matahari?
Ku lihat kau terpejam
Memeram…
Menerawang kisah saat mawar-mawar merekah
Dalam rayuan senyum mu
Kau menatapnya…

Dalam cerah, dalam terang…
Kau menatap matahari…
Berkata bahwa harimu begitu bahagia
Cahaya dari pijarnya merengkuh mu
Hangat…

Tidaklah dirimu membawa pijarnya hilang
Sampai waktu membawanya terbang
Di sudut semesta lain

Saat kau menyadari, hari beranjak gelap
Saat kau menyadari, dia pun begitu dipuja

Bontomate’ne, 17 Juni 2014

Lirik Lagu Tana Ogi Wanuakku

Tanah Ogi Wanuakku


Karya: Anci Larici
           Djauzi Saleh



Engkana' rimabelae
Rilipu' wanua laeng
Deceng Muaro Usappa
Uwelai wanuakku

...
Tanah Ogi Wanuakku
Wanua talessurekku
Indo' ambo malebbi'ku
Uwa'bokori ulao

Pura janci rialeku
Sikerru'ri atikku
Iapa urewe' mattana ogi
Uruntu'pi usappae

Indo' Ambo Malebbikku
Aja' tapettu rennuang
Marillau ripuangnge
Natepu winasakku